Pages

Rabu, 07 Maret 2012

Coming Back !

Bangun, makan, tidur. Matahari terbit dari Timur pagi hari, sampai tenggelamnya di Barat. Pakai celana dalam di dalam, bukan di luar seperti Batman atau Superman. Secangkir teh hangat setiap paginya, berangkat kuliah, pulang kuliah, menikmati waktu bersama keluarga, istirahat. That’s a large part of my life that I call normalcy.

Tapi ada bagian di dalam hidup gue dimana gue bisa disebut bukan manusia normal lagi. Bagian dimana kehidupan ini tidak seratus persen lagi gue jalani dengan senyuman, seperti tiga tahun lalu. Gue masih bisa menemukan alasan untuk tersenyum setiap harinya. Alasan sama yang membuat gue selalu duduk depan komputer, melihat foto – foto yang justru semakin membuat kaki enggan untuk melangkah ke depan. Alasan sama yang membuat IQ gue semakin menurun, sketpis terhadap semua hal yang ada di depan mata.

Alasan sama untuk setiap keputusan irasional yang gue ambil . . .

Pagi hari ini disambut oleh hujan deras yang mengguyur keringnya kota Bandung. Gue bisa melihat tumbuhan di depan rumah bergerak kegirangan, seolah mereka tertawa melepaskan kekeringan tubuh mereka beberapa hari kemarin. Sepertinya bukan hanya mereka yang merasakan itu, gue juga. Sama keringnya seperti memasak telor dadar memakai wajan yang tak berminyak. Perasaan tetap sama, love, care, feel guilty, juga perasaan seperti pemain sepak bola yang mencetak gol ke gawangnya sendiri.
Yup. Loser ! Gue berani taruhan pemain itu akan mengurung perasaan bersalah di dalam dirinya untuk beberapa waktu. Tapi, akan ada juga dimana pemain itu harus melepaskannya, mengangkat dagunya, dan kembali bermain di lapangan. Gue belum bisa untuk kembali bermain di lapangan.

Oke, gue laki – laki ! Berkata pada cermin untuk menyemangati diri setiap harinya. What the fuckin hell am I doing here ?! Termenung seperti banci sebanci – bancinya dengan earphone di telinga, mendengarkan Paolo Nutini – Rewind.

~Pickin’ up the pieces of the wreck you hadn’t left~

Gue laki ! GUE LAKI – LAKI !! Gue ambil cermin sambil mengulang mantra itu dua ratus kali, seandainya cermin itu bisa bicara, mungkin dia akan bilang “Iye kampret ! Ngomongnya ga usah pake muncrat segala !!!”

*click**next song* . . . James Blunt – The Same Mistake


*click**next song* . . . The Script – Break Even


*click**next song* . . . John Mayer – Edge of Desire


*click**next song* . . . Kerispatih - Mengenangmu


Semesta ! Apa yang lo lakukan ?! Mengapa musik yang diputar ber-genre Dengerin-Lagu-Ini-Aja-Kalau-Lo-Mau-Nangis-Sambil-Silet-Silet-Tangan ? Untung disekitar gue ini tidak ada satu silet pun yang tergeletak, yang ada hanya sapu lidi di pojok ruangan. Kan gak lucu kalau menangis sambil memegang sapu lidi, dipeluk – peluk, dielus – elus, GILA !
Gue mulai berpikir untuk mengganti Playlist lagu di Blackberry ini dengan lagu beraliran Melayu Dangdut atau Melayu Metal Remix. Mungkin seperti lagu P.U.S.P.A dari ST 12 feat. David Guetta and Flo Rida. Setidaknya tidak akan ada air mata yang mengalir membasahi, tapi darah menetes dari mata menuju hidung dan pantat.

Oia, nama gue Gama by the way. Yosua Gama Oktomega Sumartoyo. Nama terganteng dan terdahsyat yang pernah ada di Indonesia ini. Nama mencerminkan sifat dari yang empunya nama. Pastinya, gue juga ganteng. Hanya sayang, orang – orang gak mau mengakuinya.

Lahir dari sepasang sendal hotel dan karet ban, bokap gue Agus Sumartoyo, nyokap gue Endah Perbawati. Sukses membrojolkan tiga anak :

Ruth Alfaprilianti Sumartoyo ----> Cici gue
Samuel Bethagustav Sumartoyo ---> Koko gue
Yosua Gama Oktomega Sumartoyo ---> Si Ganteng dari Goa Hantu

Gue seekor mahasiswa di salah satu sekolah tinggi pariwisata di kota Bandung. BUKAN ! Gue gak bakalan jadi Travel Guide untuk sebuah Tour.

Tapi gue bakalan jadi . . . .

njiss, gue sendiri gak tau gue bakalan jadi apa. Entahlah, mungkin jadi Artis iklan Sosis Si Nice yang tinggal leeep, atau juga iklan Motor Suzuki Nex yang cuman tinggal nyanyi “Nex .. Nexx.. Nexxxxx” mulut berbusa sambil menarik - narik baju supaya dada gue keliatan.